Tradisi Begalor dalam bahasa Melayu Belitong berarti bercerita tentang hubungan keluarga atau kekerabatan. Istilah lainnya silaturahmi yang memungkinkan untuk saling mengenal antar sesama anggota kerabat satu dengan anggota kerabat lainnya. Budaya Begalor dapat dijadikan sebagai salah satu cara untuk mencegah terjadinya sebagai salah satu cara untuk mencegah terjadinya konflik antar sesama.
Begalor dilaksanakan berdasarkan kearifan lokal dengan memanfaatkan berbagai momentum seperti perayaan pernikahan, selamatan, kematian, kelahiran, Idul Fitri, Idul Adha dan lain sebagainya. Momentum perayaan adalah kesempatan paling terbuka untuk berkumpul bersama, bercengkerama, beramah tamah penuh dengan nuansa keakraban dan santai.
Nilai-nilai yang terkandung dalam tradisi Begalor inilah yang menjadi dasar peluncuran Program Inovatif Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Belitung yang juga mengusung nama yang sama yaitu BEGALOR (Bantuan Sosial Kemanusiaan Kepada Gelandangan, Anak-anak, Lanjut Usia dan Orang terlantar) terinspirasi dari istilah Begalor yang dapat dimaknai sebagai hubungan kekerabatan yang hangat serta bentuk kepedulian dan keberpihakan Pemerintah Daerah Kabupaten Belitung terhadap masyarakat yang termarjinalkan atau yang dalam istilah Sosial disebut dengan Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial (PPKS) seperti Gelandangan, Anak-anak Terlantar, Lanjut Usia Terlantar serta Orang Terlantar.
Program ini akan memberikan Bantuan Sosial Kemanusiaan kepada masyarakat yang memiliki kriteria dan kondisi tertentu sehingga dapat dikategorikan sebagai Anak Terlantar, Lanjut Usia Terlantar serta Penyandang Disabilitas Berat. Sasaran penerima manfaat bantuan telah dilakukan verifikasi dan validasi yang dilaksanakan oleh Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Belitung.